Kamis, Juli 17, 2008

PROGRAM PERENCANAAN STRATEGIS PENDIDIKAN

A. LATAR BELAKANG
1. Umum
Otonomi Pendidikan yang diawali dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah melahirkan perubahan dan inovasi dalam kerangka pengembangan paradigma baru pendidikan.
Secara konseptual otonomi pendidikan telah dimulai sejak tahun 2001, yang telah memberikan kepercayaan dan kewenangan kepada daerah secara lebih luas, nyata dan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengurus serta memecahkan masalah pendidikan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan otonomi pendidikan harus dipandang sebagai peluang sekaligus sebagai tantangan bagi daerah dalam menyikapi seluruh aspirasi yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat.
Untuk mewujudkan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka sesuai dengan tugas maka diperlukan suatu rencana Strategi melalui perencanaan strategis inilah Dinas Pendidikan secara sistematis dapat mengembangkan suatu system manajerial yang efektif dan efisien untuk :
1. Meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh Pendidikan
2. Meningkatkan mutu dan relevansi Pendidikan
3. Meningkatkan manajemen Pendidikan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penyusunan perencanaan stategis Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pembelajaran di tingkat Program Magister Perencanaan wilayah dan Kota Konsentrasi Perencana Pendidikan Undip.
2. Sebagai bahan analisis dalam menemukan isu-isu strategis pengembangan pendidikan di Kabupaten Bangka
3. Analisis strategis untuk mengidentifikasi dan memprioritisasi issues
4. Desain strategi untuk mengatasi issues
5. Perumusan visi, misi
6. Perumusan rencana tindak (tujuan, sasaran, kebutuhan sumber daya, peranan dan tanggung jawab implementasi)
7. Dokumentasikan dalam rencana strategis
8. Pengembangan rencana operasional tahunan
9. Penyusunan anggaran
10. Implementasi program, kegiatan dan anggaran
11. Monitor, review, evaluasi dan pemutakhiran rencana

A. KONDISI UMUM WILAYAH
1. Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Bangka terletak di Pulau Bangka dengan luas lebih kurang 2.950,68 Km atau 295.068 Ha. Kabupaten Bangka adalah salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan batas wilayah :
* Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Natuna
* Sebelah Timur : Berbatasan dengan laut Natuna
* Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota
Pangkalpinang
* Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat
2. Visi & Misi Kabupaten Bangka
Visi dari Kabupaten Bangka Tahun 2004 – 2008 adalah :
Menjadikan Kabupaten Bangka sebagai andalan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam pengembangan kelautan dan perikanan, pariwisata, agro industri dan industri maritim melalui pemberdayaan potensi daerah secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan RI.
Misi
1. Menciptakan iklim yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3. Meningkatkan kemampuan insfrastruktur dasar
4. Melaksanakan program pembangunan yang berbasis kewilayahan dan berwawasan lingkungan
5. Meningkatkan kemampuan daerah yang berbasis sektor unggulan untuk meningkatkan PAD serta pendapatan daerah.
6. Mendorong peningkatan investasi pihak swasta
7. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan pelibatan masyarakat dan pengentasan kemiskinan
8. Meningkatkan kinerja pemerintah dengan menerapkan prinsip good goverment

3. Lingkup Eksternal
a. Terjadinya perubahan arah geografis pemasaran dan sebagainya. Akibat adanya perkembangan ekonomi nasional/global melalui kerjasama ekonomi regional dimana kabupaten/kecamatan dapat memanfaatkan keuntungan komparatif melalui kegiatan produksi, pemasokan bahan baku, kegiatan ekspor dan sebagainya.
b. Timbulnya konsep pemikiran yang sejalan dengan paradigma baru pembangunan yang memandang penataan ruang tidak lagi terbatas pada aspek teknis, tetapi juga aspek-aspek lingkungan, sosial, ekonomi, administrasi, manajemen dan lainnya.
c. Adanya kebijakan menuju perluasan otonomi daerah yang membawa implikasi terhadap posisi dan fungsi rencana tata ruang dalam perkembangan pembangunan menurut hirarkhi pemerintahan.
d. Pesatnya kemajuan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi, jarak, waktu, dan biaya yang belum dipertimbangkan dalam RTRW Kab. Bangka seperti telepon seluler.

4. Lingkup Internal
a. Perubahan batas administrasi wilayah Kab. Bangka akibat pemekaran kabupaten menjadi 4 (empat) kabupaten. Pemekaran tersebut membawa implikasi pada perlunya pengaturan kembali struktur ruang wilayah kabupaten terutama fungsi dan peran bagi kecamatan-kecamatan yang masih termasuk dlam wilayah Kab. Bangka.
b. Ketidakseimbangan pertumbuhan antar wilayah di Kab. Bangka (imbalance growth)
c. Pelestarian lingkungan hidup merupakan isu yang perlu dipertimbangkan terutama menyangkut pertambangan ilegal.


B. ISU PEMBANGUNAN
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Bangka yaitu mengembangkan agro industri maritim, Pemda bangka saat ini tengah melaksanakan pembangunan kawasan industri Jelitik di Sungailiat, dengan luas kawasan 282,64 Ha.
Komponen fungsional yang akan dikembangkan di Kawasan Industri Jelitik meliputi :
a. Kegiatan industri maritim non polutif
b. Kegiatan Non maritim non polutif
salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan aksessibilitasnya terutama dengan pengembangan jaringan jalan.
Di Kabupaten Bangka saat ini terdapat kumpulan rumah walet yang terdapat di permukiman yaitu Belinyu, Sungailiat dan Riau Silip. Keberadaan rumah walet umumnya dibuat dari semen bertingkat dua atau lebih. Adanya potensi pengembangan tersebut, tentunya akan menjadi pemikiran untuk mewadahinya dalam tatanan ruang.
Guna meningkatkan kualitas SDM dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, saat ini tengah direncanakan pembangunan Perguruan Tinggi yang beralokasi di wilayah Kabupaten Bangka khususnya di Kecamatan Merawang tepatnya Desa Balun Ijuk seluas 151 Ha.
B. PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANGKA

Kemajuan Pendidikan di Kabupaten Bangka cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan di daerah ini telah menyebabkan makin maraknya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan pelayanan pendidikan sudah mulai menjangkau daerah terpencil dan bahkan penduduk miskin dengan dibangunnya beberapa sekolah di daerah tersebut Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI sebesar 102,13% dan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 81,01%.

Jumlah murid SD/MI negeri dan swasta sebanyak 30.077 orang dengan 181 sekolah. Untuk menampung siswa sebanyak tersebut tersedia ruang kelas sebanyak 1289 ruang. Dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 1182 sehingga rasio kelas/ruang sebesar 0,92%. Guru yang mengajar sebanyak 1.613 orang.

Pada jenjang SMP dan MTs, APK dan APM masing-masing sebesar 70,05% dan 51,51%. Jumlah siswa SMP/MTs seluruhnya 11.181 dan jumlah sekolah 47 dengan sebaran lokasi 351 ruang kelas, rombongan belajar 307 sehingga rasio sebesar 0,87%. Jumlah guru sebanyak 714 orang. Sedangkan jumlah sekolah dan siswa SMP terbuka masing-masing adalah 5 sekolah dan 382 siswa.

Pada jenjang SMA/SMK/MA untuk APK dan APMnya adalah sebesar 54,78% dan 37,90% dengan jumlah sekolah 31 sekolah. Tersedia ruang kelas sebanyak 228 dan rombongan belajar sebanyak 227.

Jumlah siswa SMA/MA dibandingkan SMK adalah 4.365/3.302 yang memberi gambaran tentang minat dan peranan SMK untuk menghasilkan kelulusan yang berketrampilan dilihat dari kebutuhan sektor pembangunan dan jenis lapangan kerja maka bidang keahlian pada SMK yang perlu dikembangkan adalah ketrampilan dan penguasaan komputer, teknik mesin dan perikanan. Untuk mengoptimalkan kebijakan sarana pendidikan siste ganda (PSG) dan life skill terdapat 9 SMK, 100% telah melaksanakan kebijakan tersebut.

Angka mengulang dan putus sekolah akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Pada SD/MI angka mengulang 2.969 orang (9,71%) dan angka putus sekolah 234 siswa (0,78%). Pada jenjang SMP/MTs angka mengulang dan putus sekolah adalah 78 siswa (0,70%) dan 272 siswa (2,43%). Pada jenjang SMA/MA angka mengulang dan putus sekolah adalah 15 orang (0,19%) dan 226 siswa (2,80%). Angka mengulang dan putus sekolah perlu diperhatikan untuk mengembangkan pendidikan baik dalam rangka meningkatkan perluasan /pemerataan maupun efisiensi pengelolaan pendidikan.

Mengenai angka melanjutkan memperlihatkan bahwa angka melanjutkan ke SMP/MTs sebesar 73,57% dan angka melanjutkan ke SMA/MA sebesar 52,26%. Hal ini menunjukan perkembangan yang memadai pada jenjang SD/MI dan perkembangan yang kurang memadai pada jenjang SMP/MTs. Dari uraian tersebut, maka fokus perhatian pada permasalahan pendidikan di Kabupaten Bangka yang dijadikan sebagai isu-isu strategis adalah ;
a. Kesenjangan mutu lulusan antar kawasan dan antar kelompok masyara kat
b. Dampak globalisasi dan keragaman tuntutan masyarakat belum sepenuhnya teratasi dalam pembangunan pendidikan
c. Pendidikan masih terlalu mahal bagi kelompok kurang mampu
d. Fasilitas Pendidikan jenjang pendidikan menengah belum merata
e. Kualitas pendidikan relatif masih rendah belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik
f. Pendidikan belum menghasilkan lulusan yang dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan kewirausahaan
g. Desentralisasi dan otonomi pendidikan serta satuan pendidikan belum memenuhi kebutuhan dan harapan semua masyarakat.
h. Kualitas proffesional tenaga kependidikan masih rendah akibatnya kecil sekali persentase guru yang lolos uji sertifikasi
i. Kesadaran masyarakat untuk bersekolah masih rendah ini tergambar dari masih kecilnya APK dan APM pada jenjang SLTP dan SLTA
j. Masih kurangnya tenaga kependidikan untuk daerah dan bidang study tertentu, sehingga banyak guru honorer yang belum layak untuk mengajar dan tidak sesuai kompetensinya.
k. Tingginya biaya hidup di Kabupaten Bangka yang menyebabkan tingginya biaya transportasi menuju sekolah dan banyak siswa putus sekolah karena faktor ini.
l. Rendahnya etos kerja tenaga pendidik dibeberapa sekolah yang mengakibatkan pelayanan kepada siswa kurang maksimal.









BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Analisis lingkungan organisasi (internal dan eksternal) merupakan hal yang penting dalam menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan organisasi. Dengan mengetahui kondisi internal dan eksternal organisasi serta memperhatikan stocholders, akan diketahui kekuatan (strength), kelemahan (weakness), Peluang (opportunity), tantangan (threats) organisasi tersebut yang selanjutnya akan diketahui faktor-faktor penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan.
Analisis SWOT terhadap pendidikan di Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :

A.Lingkungan Internal
1. Kekuatan (Strength)

a. Perhatian Pemerintah Tinggi Terhadap Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik itu dari pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Disamping itu ada beberapa negara memberikan bantuan dan hibah untuk sektor pendidikan.
b. Adanya Kepedulian Masyarakat Terhadap Pendidikan
Dewan pendidikan dan komite sekolah adalah wadah atau lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat, orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah yang peduli pendidikan. Peran serta komponen masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan sangat signifikan.
c. Kemudahan Dalam Komunikasi
Kabupaten Bangka memiliki sarana komunikasi relatif lebih mudah. Dinas Pendidikan dengan menggunakan jaringan pendidikan nasional (Jardiknas) bisa berkomunikasi dan mengirim atau menerima data dari sekolah dan Pemda yang terkoneksi secara langsung online 24 jam.



2. Kelemahan (Weakness)

a. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas sehingga sulit untuk melengkapi lembaga pendidikan dan insprastruktur yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium dan ruang penunjang lainnya.
b. Keterbatasan Anggaran Pendidikan
Anggaran yang bersifat peningkatan dan pembangunan masih terbatas sehingga upaya pengembangan dan peningkatan belum optimal.
c. Kualitas Profesonalitas Tenaga Kependidikan Masih Rendah
Disiplin dan etos kerja pegawai masih perlu ditingkatkan sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan, disamping itu perlu pula upaya peningkatan profesionalisme guru, guru yang profesional adalah yang mampu mengembangkan profesi keguruannya.
d. Kesadaran Untuk Bersekolah Masih Rendah
Kinerja pemerataan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara umum belum menunjukan peningkatan secara signifikan, seperti terlihat dari indikator masih rendahnya APK dan APM pada semua jenjang pendidikan, dilain pihak ruang kelas yang tersedia pada semua jenis dan jenjang cukup untuk menampung kelulusan atau calon siswa.

B. Lingkungan Eksternal

1. Peluang (Opportunity)

a. Adanya Otonomi Daerah
Kebijakan pemerintah memberi otonomi kepada pemerintah daerah untuk mengelola pendidikan akan menjadi peluang untuk mengembangkan kebijakan dibidang pendidikan dan peluang untuk memberi warna pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Bangka.
b. Akses ke Pusat dan Propinsi
Upaya memperoleh dana pendidikan bagi Kabupaten Bangka berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Dekonsentrasi, Dana Bantuan Daerah Bawahan (DABA) yang ada pada pemerintah pusat dan atau pemerintah propinsi merupakan suatu peluang.
c. Adanya dukungan sumber daya pendidikan
Konstribusi dan konvensasi dunia usaha /industri baik lokal maupun luar bagi penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bangka berupa tenaga pendidikan, dana, sarana, dan prasarana cukup signifikan.

2. Ancaman (Threats)

a. Apresiasi sebagian masyarakat terhadap pendidikan belum memadai
Masih ada sebagian masyarakat terutama di daerah pedesaan yang berasumsi bahwa sekolah negeri harus gratis, masuk sekolah negeri merupakan keharusan, pendidikan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini akan menjadi ancaman bagi penyelenggaraan pendidikan.
b. Kekurangan tenaga pendidik (guru) pada semua jenjang pendidikan
c. Menurunnya Etos Kerja guru
Tanpa dibarengi dengan kesejahteraan sudah terlihat kecendrungan mulai menurunya etos kerja guru, penurunan etos kerja ini akan menjadi ancaman bagi dunia pendidikan.
d. Pengaruh Budaya Hidup yang merusak dari luar daerah
Kabupaten Bangka memiliki saran prasarana perhubungan yang memadai, maka mobilitas penduduk dari luar atau sebaliknya sangat tinggi. Salah satu akses dari mobilitas itu adanya budaya hidup yang merusak, misalnya kebiasaan minum minuman keras, penyalahgunaan narkoba,. Hal ini menjadi ancaman para siswa di sekolah.

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. VISI DAN MISI
1. VISI
Visi dapat didefinisikan sebagai suatu gambaran ideal tentang situasi dan kondisi organissasi yang ingin diwujudkan dalam masa yang akan datang. Visi adalah kekuatan yang dapat menembus batasan ruang dan waktu dengan didasari konsepsi dan mengacu pada visi Kabupaten Bangka, maka visi Dinas Pendidikan adalah :
Terwujudnya Pendidikan Yang Berkualitas, Inovatif, Produktif dan Berakhlak Mulia”.

2. MISI
Misi Kabupaten Bangka dirumuskan kedalam tujuh kalimat , yaitu :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
2. Mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan
3. Meningkatkan kesejahteraan, profesionalisme, mutu pendidik dan tenaga pendidikan.
4. Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar
5. Meningkatkan manajemen pelayanan pendidikan
6. Meningkatkan budaya baca dan pengembangan perpustakaan
7. Meningkatkan pembinaan seni dan budaya
8. Meningkatkan pembinaan pendidikan luar sekolah, keolahragaan dan partisipasi pemuda.

B. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program

Strategi 1 : Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
Pendidikan
Tujuan : Meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh
pendidikan yang berkualitas
Sasaran : Meningkatkan daya tampung pendidikan dasar menengah dan
pendidikan non formal
Kebijakan : Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan formal dan nonformal
Program : 1. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar menengah dan
Tinggi
2. Pengembangan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga.

Strategi 2 : Mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan
Tujuan : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
Sasaran : Terjalinnya kerjasama disekolah secara internal dan eksternal
Kebijakan : Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan
pendidikan
Program : 1. Peningkatan kegiatan belajar mengajar


Strategi 3 : Meningkatkan kesejahteraan, profesionalisme, mutu pendidik dan
tenaga pendidikan.
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan, profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan
Sasaran : Meningkatnya kualitas, kuantitas, dan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan
Kebijakan : Meningkatkan kemampuan akademi professionalisme serta
kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusan
Program : Peningkatan kuantitas kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan

Strategi 4 : Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar
Tujuan : Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan dasar yang
bermutu dan terjangkau melalui jalur formal, non formal dan informal
Sasaran : Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan
Kebijakan : Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan formal dan non formal
Program : Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar menengah dan
Tinggi

Strategi 5 : Meningkatkan manajemen pelayanan pendidikan
Tujuan : Mengembangkan manajemen pendidikan yang baik
Sasaran : Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan Kebijakan : Mengembangkan manajemen berbasis sekolah yang transparan dan
akuntabel
Program : Peningkatan manajemen pendidikan

Strategi 6 : Meningkatkan budaya baca dan pengembangan perpustakaan
Tujuan : Pemanfaatan dan Pengelolaan perpustakaan secara optimal
Sasaran : Menciptakan masyarakat belajar
Kebijakan : Promosi gemar membaca melalui berbagai media
Program : 1. Peningkatan kegiatan belajar mengajar
2. Pengembangan pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga

Strategi 7 : Meningkatkan pembinaan seni dan budaya
Tujuan : Meningkatkan pembinaan seni dan budaya pada jenjang persekolahan
Sasaran : Meningkatnya pemahaman dan apresiasi seni dan budaya bagi peserta
didik
Kebijakan : Menigkatkan kemandirian sekolah dalam mengapresiasikan seni dan
budaya
Program : Pengembangan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga

Strategi 8 : Meningkatkan pembinaan pendidikan luar sekolah, keolahragaan dan
partisipasi pemuda.
Tujuan : 1. Pengembangan dan peningkatan pendidikan luar sekolah
2. Pengembangan dan peningkatan partisipasi pemuda
3. Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga

Sasaran : 1. Meningkatnya pengembangan PLS
2. Pengembangan sentra pemberdayaan pemuda
3. Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
Kebijakan : 1. Meningkatkan program PLS
2. Meningkatkan kemandirian pemuda
3. Pemberdayaan olahraga sejak dini dan berkelanjutan
Program : 1. Pengembangan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga
2. Pengembangan pendidikan luar sekolah pemuda olahraga


Tidak ada komentar: